Minggu, 20 April 2014

Taman Buaya Tanjung Pasir

Taman Buaya Tanjung Pasir merupakan salah satu tujuan wisata eksentrik dan favorit di provinsi Banten. Tepatnya di pesisir utara di wilayah kabupaten Tangerang. Taman buaya Tanjung Pasir yang terletak di dekat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta ini merupakan sebuah tempat penangkaran buaya berskala besar tepatnya berlokasi di Jl. Raya Tanjung Pasir, Tangerang.

Tak sulit menemukan lokasi Taman Buaya Tanjung Pasir Tangerang ini. Karena di tepi depan pintu masuk terdapat sebuah patung buaya berukuran besar yang terletak 20 meter dari tepi jalan. Jika anda akan berlibur ke Pantai Tanjung Pasir melewati jalan raya tanjung pasir, pasti akan melihat patung raksasa tersebut yang letaknya di sisin kanan jalan.

Area Taman Buaya Tanjung Pasir Tangerang ini sangat luas. Sehingga pengunjung tak perlu khawatir soal tempat parkir. Di area wisata ini terdapat kolam-kolam buaya yang dibedakan berdasarkan umur mereka.
Pengunjung bisa melihat dari semua sisi tepian kandang tanpa perlu khawatir terkena panas matahari, karena di sekeliling kandang dinaungi oleh atap peneduh. Lengkap dengan beberapa tempat duduk sederhana untuk sekadar melepas lelah sambil menikmati kelapa muda.

Koleksi buaya yang dimiliki oleh Taman Buaya Tajung Pasir sebanyak 500 ekor lebih, dari yang masih kecil sampai yang berumur 40 tahunan. Tidak banyak buaya yang mampu mencapai umur 70 tahun atau lebih.

Bilad Tour Travel menyediakan jasa perjalanan liburan keluarga dengan harga murah, terjangkau dan dijamin fasilitas yang tidak membosankan. Jika ingin menambahkan paket liburan anda dengan disertai penginapan/hotel/villa bisa kami includekan dengan paket yang pastinya murah dan terjangkau. 

Liburan Keluarga Ke Tanjung Pasir

Tanjung Pasir terletak di pesisir utara Tangerang, tepatnya di kecamatan Teluk Naga, kabupaten Tangerang, sekitar 25 km dari pusat kota Tangerang. Pantai Tanjung Pasir merupakan salah satu tempat wisata favorit bagi masyarakat di kawasan Tangerang dan sekitarnya. Tak perlu heran, selain suguhan menarik pantai sambil meihat pesawat take off dan landing, anda juga bisa menyebrang ke kepulaun seribu.

Bilad Tour Travel menyediakan jasa perjalanan liburan keluarga dengan harga murah, terjangkau dan dijamin fasilitas yang tidak membosankan. Jika ingin menambahkan paket liburan anda dengan disertai penginapan/hotel/villa bisa kami includekan dengan paket yang pastinya murah dan terjangkau. 

Wisata Ke Tanjung Pasir

Tanjung Pasir terletak di pesisir utara Tangerang, tepatnya di kecamatan Teluk Naga, kabupaten Tangerang, sekitar 25 km dari pusat kota Tangerang. Pantai Tanjung Pasir merupakan salah satu tempat wisata favorit bagi masyarakat di kawasan Tangerang dan sekitarnya. Tak perlu heran, selain suguhan menarik pantai sambil meihat pesawat take off dan landing, anda juga bisa menyebrang ke kepulaun seribu.

Bilad Tour Travel menyediakan jasa perjalanan liburan keluarga dengan harga murah, terjangkau dan dijamin fasilitas yang tidak membosankan. Jika ingin menambahkan paket liburan anda dengan disertai penginapan/hotel/villa bisa kami includekan dengan paket yang pastinya murah dan terjangkau. 

Uniknya Masjid Pintu Seribu (1000)

Masjid Agung Nurul Yaqin atau lebih dikenal sebagai Masjid Pintu Seribu terletak di RT 01/03 Kampung Bayur kelurahan Periuk Jaya kecamatan Jati Uwung kota Tangerang. Masjid dengan arsitektur bercorak Baroque, Maya, dan Aztec selain memiliki banyak sekali pintu namun tidak memiliki kubah besar sebagaimana masjid pada umumnya.

Masjid yang berdiri di atas tanah seluas 1 hektar ini didirikan sekitar tahun 1978. Pendirinya adalah seorang warga keturunan Arab yang warga sekitar menyebutnya dengan sebutan Al-Faqir. Al Faqir ini adalah salah satu santri dari Syekh Hami Abas Rawa Bokor yang memulai pembangunan masjid itu dengan membuat Majelis Ta’lim terlebih dahulu di daerah tersebut. Ia pun membangun Masjid ini dengan merogoh kocek kantongnya dari sendiri.

Warga sekitar pun untuk menghormatinya lantas memberikannya gelar Mahdi Hasan Al-Qudratillah Al Muqoddam. Al-Faqir ini kabarnya tidak membangun Masjid di Tangerang saja melainkan juga membangun Masjid serupa di Karawang, Madiun, dan beberapa kota lain di Indonesia.

Tidak seperti saat kita membangun sebuah bangunan yang harus didahului dengan membuat rancang bangunnya atau blueprintnya terlebih dahulu, Masjid Seribu Pintu ini pembangunannya justru tidak memakai gambar rancang. Bisa dikatakan Masjid ini merupakan campur aduk desain arsitekturnya bila dilihat dari adanya pintu-pintu gerbang yang sangat ornamental mengikuti ciri arsitektur zaman Baroque, tetapi ada juga yang bahkan sangat mirip dengan arsitektur Maya dan Aztec. Masjid ini memang memiliki banyak sekali pintu, namun tidak memiliki kubah besar sebagaimana masjid pada umumnya.

Di beberapa pintu masjid tampak ornamen dengan angka 999. Angka 999 itu merupakan penggabungan jumlah asma Allah yang berjumlah 99 dan 9 wali songo. Di antara pintu-pintu Masjid terdapat banyak lorong sempit dan gelap yang menyerupai labirin. Di ujung lorong ada beberapa ruang bersekat-sekat hingga membentuk ruangan seperti Mushola dan setiap ruangan (Mushola) yang luasnya adalah sekitar 4 meter diberikan nama. Ada Mushola Fathulqorib, Tanbihul-Alqofilin, Durojatun Annasikin, Safinatu-Jannah, Fatimah hingga Mushola Ratu Ayu.

Setiap lorong di Masjid ini sudah dilengkapi dengan penunjuk jalan. Dan, salah satu ruang dari sekian banyak lorong itu menuju ruang bawah tanah yang disebut ruang tasbih. Ruang ini biasa digunakan oleh Al Faqir dan jamaah lainnya untuk ber-istiqomah.

 

Selain memiliki seribu pintu, di dalam ruang bawah tanah masjid ini ada tasbih raksasa yang terbuat dari kayu terpajang di salah satu sudut ruang berteralis besi. Ukuran masing-masing butir tasbihnya berdiameter 10 cm atau sekitar kepalan orang dewasa dan di 99 butir tasbih tersebut tertulis asma'ul Husna.

Wisata Religi Ke Masjid Pintu 1000

Masjid Agung Nurul Yaqin atau lebih dikenal sebagai Masjid Pintu Seribu terletak di RT 01/03 Kampung Bayur kelurahan Periuk Jaya kecamatan Jati Uwung kota Tangerang. Masjid dengan arsitektur bercorak Baroque, Maya, dan Aztec selain memiliki banyak sekali pintu namun tidak memiliki kubah besar sebagaimana masjid pada umumnya.

Masjid yang berdiri di atas tanah seluas 1 hektar ini didirikan sekitar tahun 1978. Pendirinya adalah seorang warga keturunan Arab yang warga sekitar menyebutnya dengan sebutan Al-Faqir. Al Faqir ini adalah salah satu santri dari Syekh Hami Abas Rawa Bokor yang memulai pembangunan masjid itu dengan membuat Majelis Ta’lim terlebih dahulu di daerah tersebut. Ia pun membangun Masjid ini dengan merogoh kocek kantongnya dari sendiri.

Warga sekitar pun untuk menghormatinya lantas memberikannya gelar Mahdi Hasan Al-Qudratillah Al Muqoddam. Al-Faqir ini kabarnya tidak membangun Masjid di Tangerang saja melainkan juga membangun Masjid serupa di Karawang, Madiun, dan beberapa kota lain di Indonesia.

Tidak seperti saat kita membangun sebuah bangunan yang harus didahului dengan membuat rancang bangunnya atau blueprintnya terlebih dahulu, Masjid Seribu Pintu ini pembangunannya justru tidak memakai gambar rancang. Bisa dikatakan Masjid ini merupakan campur aduk desain arsitekturnya bila dilihat dari adanya pintu-pintu gerbang yang sangat ornamental mengikuti ciri arsitektur zaman Baroque, tetapi ada juga yang bahkan sangat mirip dengan arsitektur Maya dan Aztec. Masjid ini memang memiliki banyak sekali pintu, namun tidak memiliki kubah besar sebagaimana masjid pada umumnya.

Di beberapa pintu masjid tampak ornamen dengan angka 999. Angka 999 itu merupakan penggabungan jumlah asma Allah yang berjumlah 99 dan 9 wali songo. Di antara pintu-pintu Masjid terdapat banyak lorong sempit dan gelap yang menyerupai labirin. Di ujung lorong ada beberapa ruang bersekat-sekat hingga membentuk ruangan seperti Mushola dan setiap ruangan (Mushola) yang luasnya adalah sekitar 4 meter diberikan nama. Ada Mushola Fathulqorib, Tanbihul-Alqofilin, Durojatun Annasikin, Safinatu-Jannah, Fatimah hingga Mushola Ratu Ayu.

Setiap lorong di Masjid ini sudah dilengkapi dengan penunjuk jalan. Dan, salah satu ruang dari sekian banyak lorong itu menuju ruang bawah tanah yang disebut ruang tasbih. Ruang ini biasa digunakan oleh Al Faqir dan jamaah lainnya untuk ber-istiqomah.

 

Selain memiliki seribu pintu, di dalam ruang bawah tanah masjid ini ada tasbih raksasa yang terbuat dari kayu terpajang di salah satu sudut ruang berteralis besi. Ukuran masing-masing butir tasbihnya berdiameter 10 cm atau sekitar kepalan orang dewasa dan di 99 butir tasbih tersebut tertulis asma'ul Husna.

Masjid Pintu Seribu

Masjid Agung Nurul Yaqin atau lebih dikenal sebagai Masjid Pintu Seribu terletak di RT 01/03 Kampung Bayur kelurahan Periuk Jaya kecamatan Jati Uwung kota Tangerang. Masjid dengan arsitektur bercorak Baroque, Maya, dan Aztec selain memiliki banyak sekali pintu namun tidak memiliki kubah besar sebagaimana masjid pada umumnya.

Masjid yang berdiri di atas tanah seluas 1 hektar ini didirikan sekitar tahun 1978. Pendirinya adalah seorang warga keturunan Arab yang warga sekitar menyebutnya dengan sebutan Al-Faqir. Al Faqir ini adalah salah satu santri dari Syekh Hami Abas Rawa Bokor yang memulai pembangunan masjid itu dengan membuat Majelis Ta’lim terlebih dahulu di daerah tersebut. Ia pun membangun Masjid ini dengan merogoh kocek kantongnya dari sendiri.

Warga sekitar pun untuk menghormatinya lantas memberikannya gelar Mahdi Hasan Al-Qudratillah Al Muqoddam. Al-Faqir ini kabarnya tidak membangun Masjid di Tangerang saja melainkan juga membangun Masjid serupa di Karawang, Madiun, dan beberapa kota lain di Indonesia.

Tidak seperti saat kita membangun sebuah bangunan yang harus didahului dengan membuat rancang bangunnya atau blueprintnya terlebih dahulu, Masjid Seribu Pintu ini pembangunannya justru tidak memakai gambar rancang. Bisa dikatakan Masjid ini merupakan campur aduk desain arsitekturnya bila dilihat dari adanya pintu-pintu gerbang yang sangat ornamental mengikuti ciri arsitektur zaman Baroque, tetapi ada juga yang bahkan sangat mirip dengan arsitektur Maya dan Aztec. Masjid ini memang memiliki banyak sekali pintu, namun tidak memiliki kubah besar sebagaimana masjid pada umumnya.

Di beberapa pintu masjid tampak ornamen dengan angka 999. Angka 999 itu merupakan penggabungan jumlah asma Allah yang berjumlah 99 dan 9 wali songo. Di antara pintu-pintu Masjid terdapat banyak lorong sempit dan gelap yang menyerupai labirin. Di ujung lorong ada beberapa ruang bersekat-sekat hingga membentuk ruangan seperti Mushola dan setiap ruangan (Mushola) yang luasnya adalah sekitar 4 meter diberikan nama. Ada Mushola Fathulqorib, Tanbihul-Alqofilin, Durojatun Annasikin, Safinatu-Jannah, Fatimah hingga Mushola Ratu Ayu.

Setiap lorong di Masjid ini sudah dilengkapi dengan penunjuk jalan. Dan, salah satu ruang dari sekian banyak lorong itu menuju ruang bawah tanah yang disebut ruang tasbih. Ruang ini biasa digunakan oleh Al Faqir dan jamaah lainnya untuk ber-istiqomah.

 

Selain memiliki seribu pintu, di dalam ruang bawah tanah masjid ini ada tasbih raksasa yang terbuat dari kayu terpajang di salah satu sudut ruang berteralis besi. Ukuran masing-masing butir tasbihnya berdiameter 10 cm atau sekitar kepalan orang dewasa dan di 99 butir tasbih tersebut tertulis asma'ul Husna.

Anak Gunung Krakatau

Anak Gunung Krakatau adalah gunung berapi di Selat Sunda yang masih aktif. Pantai Carita menjadi titik terdekat untuk menyambangi Anak Gunung Krakatau menggunakan speed boat.

Tidak hanya melihat keperkasaannya dari laut, traveler juga bisa trekking menjelajah gunung dengan ketinggian 230 mdpl. Ketinggian gunung ini pun masih bisa betambah. Sebelum melakukan trekking, traveler harus melewati pintu masuk Cagar Alam Krakatau yang dijaga oleh Polisi Jagawana.

Bilad Tour Travel menyediakan jasa perjalanan liburan keluarga dengan harga murah, terjangkau dan dijamin fasilitas yang tidak membosankan. Jika ingin menambahkan paket liburan anda dengan disertai penginapan/hotel/villa bisa kami includekan dengan paket yang pastinya murah dan terjangkau.