Minggu, 20 April 2014

Uniknya Masjid Pintu Seribu (1000)

Masjid Agung Nurul Yaqin atau lebih dikenal sebagai Masjid Pintu Seribu terletak di RT 01/03 Kampung Bayur kelurahan Periuk Jaya kecamatan Jati Uwung kota Tangerang. Masjid dengan arsitektur bercorak Baroque, Maya, dan Aztec selain memiliki banyak sekali pintu namun tidak memiliki kubah besar sebagaimana masjid pada umumnya.

Masjid yang berdiri di atas tanah seluas 1 hektar ini didirikan sekitar tahun 1978. Pendirinya adalah seorang warga keturunan Arab yang warga sekitar menyebutnya dengan sebutan Al-Faqir. Al Faqir ini adalah salah satu santri dari Syekh Hami Abas Rawa Bokor yang memulai pembangunan masjid itu dengan membuat Majelis Ta’lim terlebih dahulu di daerah tersebut. Ia pun membangun Masjid ini dengan merogoh kocek kantongnya dari sendiri.

Warga sekitar pun untuk menghormatinya lantas memberikannya gelar Mahdi Hasan Al-Qudratillah Al Muqoddam. Al-Faqir ini kabarnya tidak membangun Masjid di Tangerang saja melainkan juga membangun Masjid serupa di Karawang, Madiun, dan beberapa kota lain di Indonesia.

Tidak seperti saat kita membangun sebuah bangunan yang harus didahului dengan membuat rancang bangunnya atau blueprintnya terlebih dahulu, Masjid Seribu Pintu ini pembangunannya justru tidak memakai gambar rancang. Bisa dikatakan Masjid ini merupakan campur aduk desain arsitekturnya bila dilihat dari adanya pintu-pintu gerbang yang sangat ornamental mengikuti ciri arsitektur zaman Baroque, tetapi ada juga yang bahkan sangat mirip dengan arsitektur Maya dan Aztec. Masjid ini memang memiliki banyak sekali pintu, namun tidak memiliki kubah besar sebagaimana masjid pada umumnya.

Di beberapa pintu masjid tampak ornamen dengan angka 999. Angka 999 itu merupakan penggabungan jumlah asma Allah yang berjumlah 99 dan 9 wali songo. Di antara pintu-pintu Masjid terdapat banyak lorong sempit dan gelap yang menyerupai labirin. Di ujung lorong ada beberapa ruang bersekat-sekat hingga membentuk ruangan seperti Mushola dan setiap ruangan (Mushola) yang luasnya adalah sekitar 4 meter diberikan nama. Ada Mushola Fathulqorib, Tanbihul-Alqofilin, Durojatun Annasikin, Safinatu-Jannah, Fatimah hingga Mushola Ratu Ayu.

Setiap lorong di Masjid ini sudah dilengkapi dengan penunjuk jalan. Dan, salah satu ruang dari sekian banyak lorong itu menuju ruang bawah tanah yang disebut ruang tasbih. Ruang ini biasa digunakan oleh Al Faqir dan jamaah lainnya untuk ber-istiqomah.

 

Selain memiliki seribu pintu, di dalam ruang bawah tanah masjid ini ada tasbih raksasa yang terbuat dari kayu terpajang di salah satu sudut ruang berteralis besi. Ukuran masing-masing butir tasbihnya berdiameter 10 cm atau sekitar kepalan orang dewasa dan di 99 butir tasbih tersebut tertulis asma'ul Husna.

2 komentar: